Daripada bingung, aku punya cerita soal ini. Di kampung kelahiranku, bercerai adalah langkah terakhir jika sedang marahan, apalagi jika sudah memiliki anak. Di depan orang lain, termasuk tetangga, pasangan suami istri harus kelihatan mesra jika tidak ingin masuk dalam "gosip panas". Tapi, ini tidak bisa mencegah terjadinya "peperangan" antara suami dengan istri. Lantas, apa yang mereka lakukan jika terjadi perseteruan, atau ketidak cocokan? Hal yang paling sering terjadi adalah pisah ranjang. Namun bagi pasangan yang masih muda, biasanya pisah rumah. Beberapa hari kemudian mereka balikan lagi, maaf-maafan, peluk-pelukan sambil nangis minta maaf. "maafkan saya dek, itu semua salah saya, saya terlalu egois", itu kata suami. Kemudian istri menyahut, "Aku juga minta maaf kang, aku kekanak-kanakan, hikhikhiks". Semua kesalahan jadi hilang dalam waktu yang singkat.
Gambar 2 |
Jika terjadi perseteruan
hebat antara suami dengan istri pada pasangan yang masih muda, biasanya
orang tua mereka ikut terlibat, tapi bukan memperparah masalah. Pihak
keluarga bertemu dan mencari solusi agar anak mereka balikan. Sementara
pada pasangan yang sudah tua (sudah punya anak yang dewasa), sangat
jarang terjadi perceraian. Yang terjadi adalah pisah ranjang. Jika
ketidak-cocokan mereka parah, palingan pisah ranjang sampai
bertahun-tahun. Menurut kita mungkin ganjil jika pisah ranjang tapi
tetap serumah dan tidak saling ngomong selama bertahun-tahun (bahkan ada
sampai puluhan tahun). Tapi itulah langkah terbaik menurut mereka
dibanding bercerai. Emang kenapa harus bercerai jika masih ada cara
lain?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar