WELCOME

WELCOME TO THE BLOG GODDESS & CONGRATULATIONS WE READING THE GOOD USEFUL FOR ALL

Senin, 12 Maret 2012

KENAPA HARUS BERCERAI

"Aku sudah capek melihat tingkah lakumu!!! Kembalikan saja aku pada orang tuaku!!!" Wuih, kejam juga ya jika suami istri marahan kemudian bertengkar. Bisa-bisa piring ikutan ribut alias berantakan, TV warna jadi Hitam Putih. Tapi itu mendingan daripada harus bercerai?!. Kenapa sih harus bercerai jika masih banyak jalan lain? Nah, itu pertanyaan Pak Imam biasanya, atau pertanyaan tetangga yang seharusnya bisa dijawab oleh suami dan istri sebelum bercerai. Secara pribadi, aku g bisa menjawab pertanyaan itu, soalnya belum pernah nikah, apalagi cerai, hihihi.

Daripada bingung, aku punya cerita soal ini. Di kampung kelahiranku, bercerai adalah langkah terakhir jika sedang marahan, apalagi jika sudah memiliki anak. Di depan orang lain, termasuk tetangga, pasangan suami istri harus kelihatan mesra jika tidak ingin masuk dalam "gosip panas". Tapi, ini tidak bisa mencegah terjadinya "peperangan" antara suami dengan istri. Lantas, apa yang mereka lakukan jika terjadi perseteruan, atau ketidak cocokan? Hal yang paling sering terjadi adalah pisah ranjang. Namun bagi pasangan yang masih muda, biasanya pisah rumah. Beberapa hari kemudian mereka balikan lagi, maaf-maafan, peluk-pelukan sambil nangis minta maaf. "maafkan saya dek, itu semua salah saya, saya terlalu egois", itu kata suami. Kemudian istri menyahut, "Aku juga minta maaf kang, aku kekanak-kanakan, hikhikhiks". Semua kesalahan jadi hilang dalam waktu yang singkat.

Gambar 2
Jika terjadi perseteruan hebat antara suami dengan istri pada pasangan yang masih muda, biasanya orang tua mereka ikut terlibat, tapi bukan memperparah masalah. Pihak keluarga bertemu dan mencari solusi agar anak mereka balikan. Sementara pada pasangan yang sudah tua (sudah punya anak yang dewasa), sangat jarang terjadi perceraian. Yang terjadi adalah pisah ranjang. Jika ketidak-cocokan mereka parah, palingan pisah ranjang sampai bertahun-tahun. Menurut kita mungkin ganjil jika pisah ranjang tapi tetap serumah dan tidak saling ngomong selama bertahun-tahun (bahkan ada sampai puluhan tahun). Tapi itulah langkah terbaik menurut mereka dibanding bercerai. Emang kenapa harus bercerai jika masih ada cara lain?

Bagaimana menurut sobat cerita singkat di atas? Mudah-mudahan kita dapat memetik hikmahnya. Meskipun kasus dalam cerita ini benar menurut pelakunya, tapi cara pandang kita kan berbeda-beda. Jika menurut sobat gimana? Pilih cerai atau cukup ngambek-ngambekan selama beberapa tahun? hihihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar